BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi terpenting yang digunakan oleh setiap
manusia untuk berinteraksi terhadap manusia lainnya. Selain itu, bahasa juga
merupakan identitas diri seseorang. Dengan mendengar bahasa yang digunakan oleh
seseorang, ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, maka secara tidak
langsung dapat diketahui asal dan identitas seseorang tersebut. Dari bahasa
yang digunakan, maka seseorang tersebut akan berkepribadian, berperilaku dan
berbudi khas sesuai dengan bahasa yang digunakan atau dengan kata lain sesuai
dengan asal dan identitas seseorang tersebut.
Bahasa dan pendidikan merupakan dua hal yang bertalian dengan eratnya.
Bahasa adalah alat utama dalam pendidikan, dan pendidikan menyumbangkan
sahamnya tersendiri untuk mengembangkan dan membina bahasa. Kedua- duanya
bekerja sama, memelihara, serta mengangkat martabat manusia. Namun tidak hanya itu, bahasa juga dapat menjadi sarana untuk mempermudah
terjadinya komunikasi yang baik, meskipun terdapat banyak sekali keanekaragaman
bahasa di suatu negara. Bahasa juga dapat memperkuat rasa kesatuan setiap
masyarakat di suatu negara.
Sebagai salah satu negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman
bahasa, Indonesia memiliki bahasa kesatuan yang sangat dijunjung tinggi, yaitu
bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, maka dapat tercipta
suatu kepribadian yang kokoh dan tegas bahwa meskipun Indonesia kaya akan
keanekaragaman bahasa, namun Indonesia tetap memegang teguh bahasa kesatuan,
yaitu bahasa Indonesia. Bahasa yang mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman
menjadi satu kesatuan yang kuat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan, maka kepribadian, perilaku dan budi pekerti masyarakat
Indonesia akan mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa?
2.
Apa fungsi bahasa?
3.
Apa pengertian bahasa Indonesia?
4.
Apa fungsi bahasa Indonesia?
5.
Apa fungsi bahasa Indonesia?
6.
Apa pengertian kepribadian?
7.
Apakah yang dimaksud dengan
pengembangan kepribadian?
8.
Apakah hubungan antara bahasa
Indonesia dengan pengembangan kepribadian?
9.
Apakah fungsi bahasa Indonesia
sebagai pengembang kepribadian?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian bahasa dan
bahasa Indonesia.
2.
Mengetahui
fungsi bahasa dan bahasa Indonesia.
3.
Mengetahui pengertian kepribadian
dan pengembangan kepribadian.
4.
Mengetahui hubungan antara bahasa
Indonesia dengan pengembangan kepribadian.
5.
Mengetahui fungsi bahasa Indonesia
sebagai pengembang kepribadian
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Bahasa
A. Pengertian Bahasa
Bahasa
merupakan alat komunikasi utama, dan dengan bahasa manusia mengungkapkan
pikiran dan perasaannya kepada orang
lain. Proses-proses pemikiran sangat ditentukan oleh
kemampuan
berbahasa. Melalui ungkapan bahasa, pikiran, perasaan dan penalaran seseorang
dapat dirangsang dan dilatih. Kemampuan menggunakan bahasalah yang paling
membedakan manusia dari mahkluk hidup lainnya. Bahasa memungkinkan manusia
untuk menyampaikan informasi dan meneruskannya dari generasi ke generasi,
melalui ungkapan secara tertulis. Bahasa memungkinkan manusia untuk membangun
kebudayaan serta menguasai ilmu pengetahuan dan dengan pengetahuan meningkatkan
mutu kehidupannya. Bahasa juga dapat mempengaruhi arah perilaku manusia.
Akhirnya dapat dikatakan bahwa bahasa memberikan manusia identitasnya, untuk
menentukan posisinya di dalam dunia dan membentuk pandangannya tentang
dunianya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , bahasa adalah sistem bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
a.
Berbagai pengertian bahasa
menurut para ahli dan sumber lainnya yaitu :
b.
Harimurti Kridalaksana
berpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
c.
Yudrik Jahja dalam bukunya Psikologi
Perkembangan mengemukakan bahwa bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Pengertian ini tercakup semua cara untuk
berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang
atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian seperti dengan menggunakan
lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
d.
Wojowarsito
berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan,
pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.
e.
Bahasa adalah lambang bunyi
ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa
yang berkembang baik berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang
dipatuhi oleh pemakainya.
f.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan
dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia.
g.
Pendapat
lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau
memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk
membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang
dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang
jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari
keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
h.
Panggabean (1981:5),
berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan
apa yang terjadi pada sistem saraf.
i.
Soejono (1983:01), bahasa
adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
j.
Menurut Owen dalam Stiawan
(2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu bahasa dapat didefenisikan sebagai
kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan
konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi
simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.
B. Fungsi
Bahasa:
v Bahasa sebagai sarana komunikasi
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat. Fungsi tersebut digunakan dalam berbagai lingkungan,
tingkatan, dan kepentingan yang beraneka ragam, misalnya : komunikasi ilmiah,
komunikasi bisnis, komunikasi kerja, dan komunikasi sosial, dan komunikasi
budaya.
v Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptas
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama
dalam suatu ikatan. Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi,
integritas karyawan dalam sebuah departemen, integritas keluarga, integritas
kerja sama dalam bidang bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.
v Bahasa
sebagai sarana kontrol social
Bahasa
sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi agar orang yang
terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing – masing mengamati
ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang menunjukan arah komunikasi.
Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam bentuk : aturan, anggaran dasar,
undang – undang dan lain – lain.
v Bahasa sebagai sarana memahami diri
Dalam
membangun karakter seseorang harus dapat memahami dan mengidentifikasi kondisi
dirinya terlebih dahulu. Ia harus dapat menyebutkan potensi dirinya, kelemahan
dirinya, kekuatan dirinya, bakat, kecerdasan, kemampuan intelektualnya,
kemauannya, tempramennya, dan sebagainya. Pemahaman ini mencakup kemampuan
fisik, emosi, inteligensi, kecerdasan, psikis, karakternya, psikososial, dan
lain – lain. Dari pemahaman yang cermat atas dirinya, seseorang akan mampu
membangun karakternya dan mengorbitkan-nya ke arah pengembangan potensi dan
kemampuannya menciptakan suatu kreativitas baru.
v Bahasa sebagai sarana ekspresi diri
Bahasa
sebagai ekspresi diri dapat dilakukan dari tingkat yang paling sederhana sampai
yang paling kompleks atau tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Ekspresi
sederhana, misalnya, untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia, bangga
dan prihatin kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).
v Bahasa sebagai sarana memahami orang lain
Untuk menjamin efektifitas komunikasi,
seseorang perlu memahami orang lain, seperti dalam memahami dirinya. Dengan
pemahaman terhadap seseorang, pemakaian bahasa dapat mengenali berbagai hal
mencakup kondisi pribadinya: potensi biologis, intelektual, emosional,
kecerdasan, karakter, paradigma, yang melandasi pemikirannya, tipologi dasar
tempramennya (sanguines, melankolis, kholeris, flagmatis), bakatnya, kemampuan
kreativitasnya, kemempuan inovasinya, motifasi pengembangan dirinya, dan lain –
lain.
v Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan
sekitar
Bahasa
sebagai alat untuk mengamati masalah tersebut harus diupayakan kepastian
konsep, kepastian makna, dan kepastian proses berfikir sehingga dapat
mengekspresikan hasil pengamatan tersebut secara pasti. Misalnya apa yang
melatar belakangi pengamatan, bagaimana pemecahan masalahnya, mengidentifikasi
objek yang diamati, menjelaskan bagaimana cara (metode) mengamati, apa tujuan
mengamati, bagaimana hasil pengamatan,. dan apa kesimpulan.
v Bahasa sebagai sarana berfikir logis
Kemampuan
berfikir logis memungkinkan seseorang dapat berfikir logis induktif, deduktif, sebab
– akibat, atau kronologis sehingga dapat menyusun konsep atau pemikiran secara
jelas, utuh dan konseptual. Melalui proses berfikir logis, seseorang dapat
menentukan tindakan tepat yang harus dilakukan. Proses berfikir logis merupakn
hal yang abstrak. Untuk itu, diperlukan bahasa yang efektif, sistematis, dengan
ketepatan makna sehingga mampu melambangkan konsep yang abstrak tersebut
menjadi konkret.
v Bahasa membangun kecerdasan
Kecerdasan
berbahasa terkait dengan kemampuan menggunakan sistem dan fungsi bahasa dalam
mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana argumentasi, narasi, persuasi,
deskripsi, analisis atau pemaparan, dan kemampuan mengunakan ragam bahasa
secara tepat sehingga menghasilkan kreativitas yang baru dalam berbagai bentuk
dan fungsi kebahasaan.
v Bahasa mengembangkan kecerdasan ganda
Selain
kecerdasan berbahasa, seseorang dimungkinkan memiliki beberapa kecerdasan
sekaligus. Kecerdasan – kecerdasan tersebut dapat berkembang secara bersamaan.
Selain memiliki kecerdasan berbahasa, orang yang tekun dan mendalami bidang
studinya secara serius dimungkinkan memiliki kecerdasan yang produktif.
Misalnya, seorang ahli program yang mendalami bahasa, ia dapat membuat kamus
elektronik, atau membuat mesin penerjemah yang lebih akurat dibandingkan yang
sudah ada.
v Bahasa membangun karakter
Kecerdasan
berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik.
Dengan kecerdasan bahasanya, seseorang dapat mengidentifikasi kemampuan diri
dan potensi diri. Dalam bentuk sederhana misalnya : rasa lapar, rasa cinta.
Pada tingkat yang lebih kompleks , misalnya : membuat proposal yang menyatakan
dirinya akan menbuat suatu proyek, kemampuan untuk menulis suatu laporan.
v Bahasa Mengembangkan profesi
Proses
pengembangan profesi diawali dengan pembelajaran dilanjutkan dengan
pengembangan diri (kecerdasan) yang tidak diperoleh selama proses pembelajaran,
tetapi bertumpu pada pengalaman barunya. Proses berlanjut menuju pendakian
puncak karier / profesi. Puncak pendakian karier tidak akan tercapai tanpa
komunikasi atau interaksi dengan mitra, pesaing dan sumber pegangan ilmunya.
Untuk itu semua kaum profesional memerlukan ketajaman, kecermatan, dan
keefektifan dalam berbahasa sehingga mempu menciptakan kreatifitas baru dalam
profesinya.
v Bahasa sarana menciptakan kreatifitas baru
Bahasa
sebagai sarana berekspresi dan komunikasi berkembang menjadi suatu pemikiran
yang logis dimungkinkan untuk mengembangkan segala potensinya. Perkembangan itu
sejalan dengan potensi akademik yang dikembangkannya. Melalui pendidikan yang
kemudian berkembang menjadi suatu bakat intelektual. Bakat alam dan bakat
intelektual ini dapat berkembang spontan menghasilkan suatu kretifitas yang
baru..
2.2
Bahasa Indonesia
A. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berstatus sebagai
bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau (wilayah
kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Kemudian mengalami perubahan akibat
penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan Administrasi kolonial dan
berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “ bahasa Indonesia”
diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 oktober 1928, untuk
menghindari kesan “Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari
varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga
saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus menghasilkan
kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan bahasa asing.
Meskipun
dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia
bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa
ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan reaksi sehari-hari
(kolokial) dan/atau mencampur-adukan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa
ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-meyurat
resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa
bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia. Fonologi dan tata bahasa
Indonesia dianggap relatif muda.
Menurut Alisyahbana (1978:37), bahwa
bahasa Indonesia adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh
berlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan yang setelah bangkitnya
pergerakan pembangunan rakyat Indonesia pada permulaan abad ke-20 dengan insyaf
diangkat dan dijunjung sebagai bahasa persatuan. Demikianlah , Sutan Takdir
Alisyahbana menyatakan bahwa bahasa Indonesia itu adalah bahasa yang tumbuh
berabad-abad, sudah tumbuh sejak beberapa abad, bukan baru satu atau dua abad
diasia selatan.
B. Fungsi Bahasa Indonesia
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d 28 Februari 1975
dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai: (a) bahasa resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar resmi di
lembaga-lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi di dalam perhubungan dalam tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintahan, (d) bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
2.3 Pengertian Kepribadian dan Pengembangan
Kepribadian
Makin
meningkatnya persaingan profesinalisme dalam kancah bisnis modern, maka guna
untuk menunjang keberhasilan dalam pekerjaan. Selain itu kemampuan untuk
berinteraksi antara individu secara efektif dan berkomunikasi dengan baik juga
akan membuat seseorang menonjol diantara yang lain.
Kepribadian
itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah
definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan
pengukurannya.
Kepribadian
(personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk
melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir,
bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian itu memiliki banyak
arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari
kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
A. Kepribadian secara umum
Istilah kepribadian atau personality
berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng. Menurut Allport
(Hurlock, 1978), kepribadian merupakan susunan sistem psikofisik yang dinamis
dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya terhadap
lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak
dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik.
Pada
dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya
menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan
bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu
definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai),
bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau
“buruk” karena bersifat netral
B. Kepribadian menurut Psikologi
Untuk
menjelaskan kepribadian menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari
George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari
individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon
Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu
yang bersangkutan. Lebih detail tentang
definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi
yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan
pikiran individu secara khas.
Allport
menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan
raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan
tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu
memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada
dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang
berperilaku sama.
Sigmund
Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga
sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain
merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian
tersebut. Dari sebagian besar teori kepribadian diatas, dapat kita ambil
kesamaan sebagai berikut :
1. sebagian besar batasan
melukiskan kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan
tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh
kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi”
yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2. sebagian besar batasan
menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan
istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui
study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang
membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat
dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang
unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. sebagian besar batasan
menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”,
perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian,
merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas
pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic
atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau
dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh
factor-faktor bawaan dan lingkungan.
Definisi kepribadian menurut
beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a.
Yinger Kepribadian adalah
keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu
yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b.
M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah
laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan
sikap-sikap seseorang.
c.
Cuber Kepribadian adalah
gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.
d.
Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.
e.
Crisholm bahwa Usaha
untuk membantu individu agar memahami dirinya sendiri, yaitu minat-minatnya,
kemampuan-kemampuannya, hasrat-hasrtanya dan rencana-rencananya dalam
menghadapi masa depan..
C. Ada Beberapa Unsur-unsur dari Kepribadian adalah sebagai
berikut :
v Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu
unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam
sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca
inderanya yang masuk kedalam berbagi sel
di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Dan didalam otak tersebutlah semuanya
diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang
dikenal sebagai “persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang sadar”.
Dengan demikian manusia dapat
membuat suatu penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal
ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat tersebut.
Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut dengan “Konsep”.
Cara pengamatan yang
menyebabkan bahwa penggambaran tentang lingkungan mungkin ada yang
ditambah-tambah atau dibesar-besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau
diperkecil pada bagian-bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan
penggambaran-pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama
sekali, yang sebenarnya tidak nyata. Dan penggambaran baru yang seringkali
tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan “Fantasi”.
v Perasaan
Selain pengetahuan, alam
kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Sebaliknya, dapat
juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau
mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi seperti itu dapat
menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
“Perasaan”, disamping segala macam pengetahuan
a juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya. “Perasaan”
adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai
sebagai keadan yang positif atau negatif.
v Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung
berbagi perasaan berbagi perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena
diperanguhi oleh pengeathuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya,
khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan kemauan yang sudah meruapakan
naluri disebut “Dorongan”.
D. Ciri-ciri kepribadian yang sehat
antara lain:
1. Mandiri dalam berpikir dan bertindak.
2. Mampu menjalin relasi sosial yang
sehat dengan sesamanya.
3. Mampu menerima dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana apa adanya.
4. Dapat menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan.
5. Dapat mengendalikan emosi.
E. Pengembangan Kepribadian
Makin meningkatnya persaingan profesinalisme
dalam kancah bisnis modern, maka guna untuk menunjang keberhasilan
dalam pekerjaan. Selain itu kemampuan untuk berinteraksi antara individu secara
efektif dan berkomunikasi dengan baik juga akan membuat seseorang menonjol
diantara yang lain.
Gordon W. Allpont mengutarakan umum untuk
menetapkan kematangan kepribadian yaitu :
1.
Perluasan diri
2.
Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif
3. Memiliki filsafat hidup
Sedangkan A. Moslow berpendapat
bahwa setiap individu mempunai potensi-potensi. Sehingga dapat menampilkan
kemampuan-kemampuan yang unggul dalam berbagai bidang individu yang demikian
ditandai oleh :
1.
Orientasi yang realistik, individu mampu mempresentasikan realitas secara efisien.
2.
Menerima diri, orang lain dan dunia.
3.
Spontanitas
4.
Berorientasi pada masalah, bukan pada diri pribadi
5.
Pemencilan
6.
Otonomi dan mandiri
7.
Terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru
8.
Memiliki perasaan dsasar untuk memberi perhatian kemanusiaan
Ada 3 faktor
yang menentukan dalam perkembangan kepribadian :
v
Faktor bawaan
Unsur ini terdiri
dari bawaan genetik yang menetukan diri fisik primer (warna, mata,
kulit) selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan,
penesuaian diri.
v Faktor lingkungan
Faktor lingkungan
seperti sekolah, atau lingkungan sosial/budaya seperti teman, guru dan yang lain, dapat mempengaruhi terbentuknya kepribadian.
v Interaksi bawaan serta lingkungan
Interaksi yang terus menerus antara bawaan serta lingkungan menyebabkan timbulnya
perasaan AKU/DIRIKU dalam diri seseorang
2.4 Hubungan Bahasa dengan Pengembangan Kepribadian
Sumpah
pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan “ Kami putra dan putri Indonesia mengaku
bertanah air satu – tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia
berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan bertanah air satu, berbangsa satu
Indonesia, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia, memiliki
fungsi yang luarbiasa dalam mengembangkan kepribadian bangsa. Fungsi tersebut
menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia senantiasa berkepribadian,
berperilaku, dan berbudi bahasa khas Indonesia.
Pengalaman
berbahasa yang amat berharga dalam pengembangan kepribadian ini kemudian
dikukuhkan dalam Undang-Undang Dasar1945 yang menyatakan bahwa bahasa negara
adalah bahasa Indonesia. Penegasan ini menunjukkan kedudukan dan fungsi yang
bersifat formal. Sebagai bahasa negara, bahasa ini harus digunakan dalam
berbagai komunikasi resmi baik dalam lembaga pemerintah maupun
nonpemerintah,termasuk diberbagai tingkat lembaga pendidikan di negara Republik
Indonesia.
Sejak 2002
bahasa Indonesia ditetapkan sebagai mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa di
perguruan tinggi dalam kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian. Hal ini,
selain untuk mengembangkan kepribadian, juga untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi ilmiah
bagi mahasiswa dan ilmuwan lulusan perguruan tinggi. Pengalaman membuktikan
bahwa jumlah penulisan buku ilmiah di Indonesia relatif kecil. Di sisi lain,
hampir setiap mahasiswa mengeluh jika ditugasi oleh dosen untuk menulis
makalah, kertas kerja (paper), skripsi, atau karangan ilmiah lainnya.
Sekalipun
mengeluh tugas tersebut memang dibuat oleh mahasiswa, namun bahasa yang
digunakan belum memenuhi harapan. Sebagai matakuliah pengembang kepribadian, pengajaran
bahasa Indonesia bertujunan agar mahasiswa memahami konsep penulisan ilmiah dan
menerapkannya dalam penulisan karya ilmiahnya. Untuk itu, mahasiswa dibekali
bekali berbagai keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektif yang terkait
dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang sekaligus dapat
mengembangkan kecerdasan, karakter, dan kepribadiannya. Melalui pembelajaran,
penguasaan bahasa Indonesia dapat
mengembangkan berbagai kecerdasan, karakter dan kpribadian.
Orang yang
menguasai bahasa Indonesia secara aktif
dan pasif akan dapat mengekspresikan pemahaman dan kemampuan dirinya
secara sistematis, logis dan lugas. Hal ini dapat menandai kemampuan
mengorganisasi karakter dirinya yang terkait dengan potensi daya pikir, emosi,
keinginan, dan harapannya. Yang kemudian diekspresikannya dalam berbagai bentuk
artikel, proposal proyek, penulisan
laporan, dan lamaran pekerjaan. Disisi
lain, orang yang menguasai bahasa
Indonesia dengan baik akan mampu pula memahami konsep-konsep, pemikiran, dan
pendapat orang lain.
Kemampuan
ini akan dapat mengembangkan karakter dan kepribadiannya melalui proses
berpikir sinergis, yaitu kemampuan mengahasilkan konsep baru berdasarkan pengalaman yang sudah dimilikinya
bersamaan dengan pengalaman yang baru diperolehnya. Dampaknya, oarang yang
berkarakter demikian akan menjadi lebih cerdas dan kreatif dalam memanfaatkan
situasi, stimulus, dan pengalaman baru yang diperolehnya.
Kecerdasan
yang didukung oleh kpribadian dan moral yang tinggi memungkinkan setiap orang
senantiasa menggali potensi yang ada disekitarnya dan mengembangkannya menjadi
kreatifitas baru. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang memiliki kepekaan yang
tinggi untuk memanfaatkan kekayaan budaya, seni,iptek, dan kekayaan alam
menjadi sumber kreatifitas baru yang tidak akan pernah habis. Misalnya : merekayasa cerita klasik Baratayuda kedalam
kreatifitas baru untuk konsumsi masyarakat modern dan mengolahnya kedalam
situasi, gaya dan versi baru sehingga memenuhi tuntutan masyarakat modern.
Tokoh GatotKaca misalnya dapat dijadikan cerita yang menarik tentang
kepahlawanannya dalam peperangan di ruang angkasa lengkap dengan pakaian
astronotnya yang dibumbui dengan romantismenya bersama Pergiwa (istrinya) dalam
paduan neoklasik disertai sentuhan teknologi modern.
Dampaknya,
mahasiswa cerdas, berkepribadian, dan mampu menjadikan bangsa ini berkualitas
tanpa kehilangan akar budayanya. Untuk
mewujudkan kecerdasan dan kepribadian tersebut mahasiswa dibekali keterampilan
berbahasa yang secara alami diawali dengan pemahaman
fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam berbagai ragam kebahasaan.
Selanjutnya, mahasiswa dibekali keterampilan bagaimana mendapatkan
ide ilmiahmengorganisasikannya dengan kerangka karangan sebagai kerangka
berfikir, dan mengekspresikannya dengan ejaan yang benar, pilihan kata yang
tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang benar dalam sebuah karangan. Untuk menyempurnakan karangan tersebut, mahasiswa
dibekali pengetahuan dan keterampilan menyunting naskah. Daripadanya, mereka
diharapkan dapat manulis karangan ilmiah (opini, artikel, makalah, paper,
skripsi) yang berkualitas. Untuk memperkaya keterampilan tersebut mahasiswa
dibekali pengalaman menulis resensi buku.
Pengayaan ini, secara
kognitif, diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya sehingga dapat
menyempurkan karya ilmiah yang ditulisnya. Kini, sejak awal tahun 2000an sejak
didengungkan globalisasi informasi yang didukung berbagai peralatan komunikasi
mutahir yang sangat efektif dalam berbagai aktifitas masyarakat dunia, fungsi
bahasa Indonesia sebagai sarana pengembang kepribadian bangsa mulai mengahadapi
tantangan dari berbagai bahasa dunia terutama bahasa internasional yang
digunakan oleh berbagai bangsa.
Tantangan ini harus dihadapai
dengan membenahi sistem pengajaran bahasa Indonesia, baik tingkat kedalaman
maupun keluasannya. Untuk itu, fungsi mata kuliah bahasa Indonesia kini dapat
masa depan, bagi mahasiswa, menjadi lebih penting, bukan saja sebagai perekat
dan pemersatu bangsa, tetapi juga
sebagai sarana komunikasi ilmiah.
Fungsi bahasa Indonesia
sebagai matakuliah pengembang kepribadian diarahkan pada kemampuan berbahasa
yang baik ( dapat diterima oleh orang lain) dan benar (sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia). Fungsi tersebut mencakup berbagai aspek :
v Mengembangkan kemampuan berkomunikasi ilmiah dalam
berbagai media lisan maupun tulisan.
v Mengembangkan kemampuan akademis.
v Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah,
sikap paradigmatis dalam mengembangakan pola-pola berfikir, dan sikap
terpelajar dalam mengaktualisasi hasil belajarnya.
v Mengembangakan kecerdasan berbahasa.
v Mengembangkan kepribadian terutama menciptakan
kreativitas baru terkait dengan pengalaman, pengetahuan, potensi, dan situasi
baru yang dihadapinya, serta kemampuan mengekpresikannya
v Mengembangkan kemampuan berkomunikasi antarpribadi
sehingga memantapkan perkembangan pribadinya, dan mengembangkan kemampuan sebagai lambang bangsa dan
negara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah
Bahasa
suatu alat komunikasi utama, dan dengan bahasa manusia mengungkapkan pikiran
dan perasaannya kepada orang lain. Dimana Bahasa berfungsi sebagai: bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan, bahasa resmi didalam
perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Kepribadian dimaknakan yang merupakan karakteristik
seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan
perilaku. Perkembangan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
heriditas ( pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, psikis, kebudayaan,
spiritual, dan lain-lain).
Dengan adanya keterampilan berbahasa yang secara
alami dan diawali dengan pemahaman fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi
dalam berbagai ragam kebahasaan maka akan dapat
mewujudkan kecerdasan dan kepribadian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sanggup. Dkk. 2012. Bahasa Indonesia
Pengembang Kepribadian. Medan: UNIMED