Makalah Jenis-Jenis Penelitian


Kata Pengantar
Dengan perkembangan zaman pada saat ini, tentunya dunia pendidikan dituntut untuk dapat pula meningkatkan kualitas pendidikan dengan program-program kurikulum yang berkualitas agar dapat menciptakan generasi bangsa yang mampu bersaing di dunia modernisasi saat ini. Dengan pendidikan yang berkualitas, tentunya akan meningkatkan pula kualitas bangsa, mengembangkan karakter setiap individu yang mengenyam pendidikan serta memberikan keunggulan dan kemampuan  berkreasi di dunia saat ini yang begitu berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan IPTEK yang ada.
Tentunya untuk memperoleh mutu pendidikan yang berkualitas, perlu dilakukan penelitian-penelitian untuk dapat menemukan cara-cara terbaik yang dapat digunakan untuk inovasi dan perkembangan implementasi kurikulum, pembelajaran, bimbingan siswa, serta manajemen pendididkan.
Untuk itu kami berharap, melalui penulisan makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan setiap pembaca tentang jenis-jenis penelitian pendidikan dan metode-metode yang baik dan dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan mutu pendidikan kita.Menyadari bahwa sebagai manusia kami memiliki keterbatasan, maka dengankerendahan hati kami memberikan kesempatan menerima kritik dan saranyang berguna bagi penyempurnaan makalah ini ke depannya.



BAB I
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya, penelitian diawali dari hasrat keingintahuan peneliti yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau permasalahan. Setiap pertanyaan atau permasalahan  tersebut perlu jawaban atau pemecahan. Dari jawaban dan pemecahan  tersebut peneliti memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang benar adalah yang dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Untuk memperolehnya harus mengikuti kaidah-kaidah dan menurut cara-cara bekerjanya akal yang disebut logika, dan dalam pelaksanaannya diwujudkan melalui penalaran..Pengetahuan yang benar tersebut disebut juga pengetahuan ilmiah atau ilmu. Dengan demikian penelitian  ilmiah adalah suatu metode ilmiah untuk memperoleh pengetahuan menggunakan penalaran. Penalaran tersebut dilaksanakan melalui prosedur logika deduksi dan induksi. Dengan pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk pengembangan pengetahuan dan teknologi, perencanaan pembangunan dan untuk pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

BAB II
JENIS-JENIS PENELITIAN
Penelitian Deskriptif(Descriptive)
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok. Penelitian ini menilai sifat dari kondisi-kondisi yang tampak. Tujuan dalam penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya. Penelitian ini sangat penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian lain atau penelitian lanjutan.
Penelitian deskriptif bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu saja (tidak mendalam seperti studi kasus).
Penelitian ini memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :
1.Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
2.Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
3.Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
4.Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
5.Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
1.Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
1. Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
2. Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum ?
3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
4. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan ?
5. Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan ?
6. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia ?

Penelitian Korelasional (Correlational Research)
Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau lebih fenomena.jenis penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik tingkat/derajat hubungan, yang disebut korelasi Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel yang lain. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi pada suatu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah pada variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan badan yang berat, tetapi antara keduanya memiliki hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidak sejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi berat yang rendah (ringan).
Penelitian Korelasional bertujuan untuk mendeteksi/ mengungkap sampai sejauhmana variasi-variasi pada suatu fakta berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi
Ciri-ciri penelitian ini:
1.      Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang ditelitirumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau takdapat dimanipulasi.
2.      Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan salinghubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3.      Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya salinghubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4.      Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkanvariabel bebas.
5.      Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antaralain: kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapavariabel secara bersama-sama (simultan); dan Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) ubunganantara variabel-variabel yang diteliti.

Ex Post Facto
A. Pengertian Ex Post Facto
Definisi ex post facto adalah sesudah fakta, yaitu penelitian yang dilakukan  setelah suatu kejadian itu terjadi. Penelitian ex post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang  disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi. Sebagai contoh, pengaruh peredaran minuman keras terhadap tingkat kenakalan remaja.Dalam hal ini peneliti tidak mungkin melakukan eksperimen karena ia tidak mungkin memanipulasi kondisi subjek (membuat agar para pedagang warung kelontong menjual minuman keras) kemudian mengukur tingkat kenakalan remaja. Meskipun demikian, pengaruh tersebut dapat diuji dengan cara membandingkan tingkat kenakalan remaja di daerah yang peredaran minuman keras dibatasi dengan daerah yang peredaran minuman keras dibebaskan.
B. Macam-Macam Ex Post Facto
Penelitian ex post facto dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Causal research (penelitian korelasi) adalah suatu penelitian yang  melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya, yaitu:
(a) Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan penelitian tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen;
(b)Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata; dan
(c) Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
2. Causal compararative research (penelitian kausal komparatif) adalah pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dengan mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya.
C. Karakteristik Penelitian Ex Post Facto
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris.
D. Kelebihan Penelitian Ex Post Facto
1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan dengan penelitian eksperimen.
2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi.
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.


E. Kelemahan Penelitian Ex Post Facto
1. Kurang kontrol terhadap variable bebas
2. Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi.
3. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi
  dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan
  akibat tertentu.
4. Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari
  satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.
5. Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab
  dan mana yang akibat.
6. Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti
   menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bisa jadi berhubungan dengan  
   suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.
7. Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi
  dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena
  kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.
8. Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek
  yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal
  kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.

F. Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan.
2. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
3. Pengelompokan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian.Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
4. Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.




BAB III
KESIMPULAN
Penelitian deskriptif bertujuan membuat pencanderaan/ lukisan/ deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti, serta meluas dari beberapa variabel tertentu saja (tidak mendalam seperti studi kasus).
Penelitian Korelasional bertujuan untuk mendeteksi/ mengungkap sampai sejauhmana variasi-variasi pada suatu fakta berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain yang didasarkan pada koefisien korelasi
Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis bahwa sesuatu variabel disebabkan oleh variabel tertentu dan mengakibatkan variabel tertentu.




Daftar Pustaka
Donal Ary (1982). Pengantar Penelitian dalam Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Hamid Darmadi (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof.Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin, dkk. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.